Jumat, 18 Mei 2012

Botol Plastik

matanya, pipinya, hidungnya, keningnya,
semua sempurna.
tak bercela,
dan pantas dipuja

tapi aku hanya bergumam sendiri,
"sayang, plastik!"


toh itu tak merubah apapun.
dia yang sempurna,
akan selalu disanjung.

mungkinkah sanjungan hanya milik mereka yg sempurna?
baiklah.....

inilah aku,
hanya plastik.
botol plastik.

botol plastik yang telah menumpahkan seluruh isinya
hingga tetes terakhirnya,
lalu diremukkan
hingga tak ada lagi ruang
untuk sesuatu seperti isi sebelumnya.

akulah botol plastik
remuk dan siap membusuk,
tapi.....
ah, tidak. plastik diciptakan untuk bertahan meski hancur.
dan aku bertahan.
meski hancur.


aku botol plastik yg remuk
seseorang menendangku hingga jauh,
anak-anak saling melempar,
dan aku terjatuh dari ketinggian
brruummm.......
roda kendaraan melindas
tubuhku yang kian remuk.

akulah botol plastik
yang tak tahu kemana berteduh
air hujan dan comberan
berbaur dengan debu yang lekat,
tak bisa dibedakan.

dahulu aku botol plastik
yang anggun dalam etalase
berisi sesuatu yang mengundang selera,
atau melegakan?,
uhmm....,
setidaknya itulah kesan terakhir yg ku tangkap dari tuanku sebelumnya.

atau,
apakah ini saatnya aku jd sampah?
tak berguna
dan dicampakkan?
sendirian....

but, wait,

look at here!
banyak sekali plastik disini?
mereka persis seperti aku :D
remuk, kumal, siap membusuk
tp bertahan....

hahahh....
ini seperti lelucon?!
bukan hanya botol
tak pernah ku sangka,
tidak ada yg seperti ini
di etalase wangi
yg pernah ku tempati dulu.

aq menemukan saudara disini?
ada ember,
topi,
kelambu,
kamu....??
hmmm.....
yaya,
aku tau, sapu?

fiuuhh......
benda-benda yang lebih bermanfaat dari akupun
siap berada di tempat ini?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar